Biru yang Berulang Kali
Ada malam – malam saat aku tetap terjaga karena isi kepala dipenuhi pikiran – pikiran tak pasti, berisik, seperti gemuruh ombak yang menghantam bibir pantai. Mungkin karena sudah hampir 4 pekan, aku tidak mencium aroma asin laut, mendengar riuh gelombang, melihat hamparan langit dan laut yang biru. Ah, biru yang berulang kali ada dalam sejauh pandanganku, biru untuk yang jauh. Biru yang Berulang Kali Pada biru Tanpanya, aku hanya langit kosong Tanpanya, kau hanya laut tanpa kedalaman Langit, Laut, tapi tidak pernah Benar – benar, bersatu Samar, beriringan, tapi tidak pernah Benar – benar, memadu Tetapi bukankah kita seperti ini? Berkatmu, langitku mengandung hujan Berkatku, lautmu mengecap rasa tawar Pada petang Di mana kita sama – sama hilang pandang Di mana kita sama – sama mengabur Aku tak tahu, di mana aku berakhir Kau tak tahu, di mana kau bermula Pada sinar bulan Yang aku k...